Friday, January 16, 2009

Hukum Shariah dapat modern 1

Kontroversi di atas hukum shariah menimbulkan masalah ekonomi dan budaya, bukan hanya agama pertanyaan. Jika shariah perbankan dapat dimodernisasi, globalised dan manajemen di dalam istilah westernized sinergi dengan liberal fi nancial sistem, maka mengapa tidak lain aspek hukum shariah? Interpretasi dari hukum shariah adalah budaya contextualized dalam ruang dan waktu, tidak universal seperti fi xed beton.

Liberal Islam di Indonesia sarjana Zuhairi Misrawi berpendapat bahwa hukum shariah adalah produk budaya karena sejarah telah dibangun dan terpasang ke specifi c teritorial, geografis dan sosial budaya politik.

Tahun lalu ada seminar tentang perbankan shariah disusun dengan British Chamber of Commerce di Indonesia. Shariah perbankan dapat sangat modern. Kredit telah Ekspor, Obligasi, Mortgages, persewaan dan ProFI t-berbagi, dan pasti akan merancang lingkungan kredit juga.

ProFI yang t kerugian dan berbagi aspek shariah perbankan adalah yang paling inovatif tetapi miskin biasanya hanya dapat mengakses fi xed biaya fasilitas Islam lebih mirip dengan kepentingan Barat. Islam ProFI t & kerugian berbagi instrumen di Asia yang sangat mengherankan yang digunakan oleh non muslim (di Malaysia).

Yang besar dalam isu kebijakan perbankan shariah adalah kesenjangan antara kaya dan miskin. Ketika ekonomi modern dinamis masyarakat menyerap pendatang dari budaya kemiskinan pedesaan, tribalism dan feodalisme, maka mengemudi sosial ekonomi yang berubah. Shariah perbankan perlu fi nd cara untuk memperpanjang lebih inovatif ProFI t konsep berbagi ke orang-orang miskin untuk mengurangi marginalization & mempromosikan isu sosial.

Mungkin Inggris harus berkonsultasi lebih lanjut dengan pekerja sosial di Pakistan dan Bangladesh kota yang juga coping dengan urbanisasi dari daerah pedesaan ke belakang. Satu-satunya jalan keluar dari ini akan mengubah ekonomi dan sosial, di Inggris, dan di negara-negara asal.

Shariah perbankan harus menawarkan bagian dari jalan maju tanpa kecuali kelompok lain atau agama. Tren di Indonesia adalah jendela menuju Islam di bank konvensional, berdasarkan pilihan konsumen, bukan ke institutionally separatis Muslim sistem perbankan. Jika non muslim bisnis orang Cina di Malaysia atau Indonesia ingin menggunakan Islam perbankan mereka dapat melakukannya, adalah terbuka untuk semua orang.

No comments:

Post a Comment